
Acara ini sekaligus mengenang penyair Chairil Anwar -yang dianggap merupakan salah satu pelopor kebangkitan sastra modern di Indonesia- bertepatan dengan bulan meninggalnya.
Disamping banyaknya kegiatan yang direncanakan oleh Gemasastrin di tahun 2014, acara ini diharapkan menjadi langkah awal sebagai pemicu terwujudnya cita-cita Tri Dharma Perguruan Tinggi; Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengembangan, dan Pengabdian kepada Masyarakat.
"Perkembangan budaya dan sastra sudah sewajarnya mahasiswa ikut ambil bagian. Ini juga merupakan bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. Harapan kami, pementasan ini sebagai tolok ukur dan momentum bagi mahasiswa hingga seluruh masyarakat yang peduli terhadap budaya dan sastra untuk lebih berkontribusi dalam membangun perkembangan dan peradaban sastra di Indonesia secara umum dan Aceh secara khusus," ungkap Kipoen, sapaan akrab Rizky Fonna, Ketua warga Gemasastrin, yang juga selaku Pimpinan Produksi.
Lebih khusus, dia juga menambahkan, bahwa pementasan ini sedikit berbeda dari pementasan lain. Jika selama ini kebanyakan menggunakan naskah dari luar (daerah/negeri), kali ini mereka mempercayakan naskah pada Zahra Nurul Liza.
"Ya, Zahra merupakan mahasiswa PBSI FKIP Unsyiah. Dia beberapa waktu lalu juga sempat mengikuti seleksi Penulisan Lakon pada acara Pekan Seni Mahasiswa Nasional XI (Peksiminas) di Mataram. Kenapa harus mengambil naskah dari luar, jika kita punya bakat dari kalangan sendiri? Maka jadilah," pungkasnya.
Selain penulis naskah, seluruh aktor pada pementasan ini juga merupakan mahasiswa Prodi PBSI FKIP Unsyiah. Ichsan Manto Vani, aktor dalam pementasan ini mengungkapkan bahwa awalnya ia merasa risih ketika disodorkan naskah dikarenakan judulnya. Persepsi orang ketika mendapati kata "jadah" yang selama ini berkembang di masyarakat tentunya memiliki konotasi negatif.
"Membaca sekilas tentang naskah ini, saya sedikit ngeri dengan judulnya. Akan tetapi setelah saya telaah kata demi kata, saya rasa ini sangat penting dipentaskan. Kami telah mengalami beberapa kali diskusi. Harapan saya setelah pementasan ini, semoga saja kita dapat memahami bahwa banyak sekali karunia Tuhan yang sering kita abaikan," kata Ichsan.
Acara ini digelar selama dua kali di Taman Budaya Aceh yaitu tanggal 28 dan 29 April 2014 pukul 20.30 WIB. Nah, jika Anda memiliki waktu luang, datang dan saksikan! (Acehonline.info)
Posting Komentar